\ 2013 | Catatan Rizka

an ordinary

Aroma dirimu begitu lekat di ingatanku. Hingga beberapa hari pertemuan itu, tiap kali kuhirup wewangian serupa. Semakin kangen saja aku denganmu. Aku memang sangat sensitif pada bau-bauan. Malahan, mungkin saja yang tadi itu bukan bau kamu.

Beberapa kali pertemuan kita memang selalu ada saja asal usulnya. Yang jelas, akibat dari bersamanya kita menimbulkan bermacam-macam persepsi yang aku cipta untukmu.

Awalnya biasa saja

Hingga pada akhirnya pertemuan ini terasa sangat spesial untuk kita. Karena mungkin rasa antara kau dan aku adalah sama.

Tetapi, bersiaplah karena bisa saja ketika nanti kita dipertemukan lagi akan terasa biasa saja seperti dulu.

Kupikir, tak usahlah aku terlalu..

Terlalu lebay mengangap hari ini indah

Terlalu dramatis menganggap kemarin sepi dan galau

Terlalu mengharapkan kamu yang seharusnya bukan padamu aku berharap

Aku ingin melabeli semua yang telah dan akan terjadi dengan label "BIASA". Dan dengan senyum yang melebar ini, kuyakinkan bahwasanya apa saja yang aku rasa ini tak ada yang berlebihan. Semuanya pas, tak kurang apalagi kebanyakan.

Dengan bingkai sederhana dan biasa ini sebenarnya ada sesuatu yang aku harapkan. Aku hanya ingin hari-hari kita terasa sama. Dan tak pernah ada yang bisa membuatku kecewa karena hari itu terlalu atau kurang sesuatu..

O-R-D-I-N-A-R-Y

♥•° Tangga Hati ♥ :) •°

Aku memang bukan seorang guru. Tapi saat ini sedang menempa pendidikan yang memang dijuruskan untuk menjadi seorang guru. Hingga pada saat itu, aku mulai meniti karirku. 

Perlahan aku mulai menerapkan apa itu menyampaikan ilmu. Meskipun tak seberapa, karena kita tahu "Sampaikan ilmu meski hanya satu ayat". hehe. 

Di suatu tempat, di mana menampung anak-anak untuk belajar. Di situlah aku mulai bergabung. Mulai belajar berinteraksi dengan orang-orang baru. Dan mereka semua secara fisik apalagi karakter berbeda jauh denganku.

Aku paham semua pilihan ada resikonya. Termasuk harus mendapat bullying dari mereka. Okelah, memang itu karaktermu dan harus kuterima. Yang harus aku ingat adalah aku dilarang membalas cacianmu, bahkan membencimu. 

Kita (aku, kamu, dan kalian)

Rasa sedih akan sebuah perpisahan perlahan pergi. Tak mudah memang, tapi begitulah hidup. Bertemu seseorang atau beberapa orang yang kita sendiri tak tahu dari mana datangnya. Bisa saja kubilang, aku tak inginkan mereka hadir dalam hidupku. Tapi mau apa lagi. 

Mulailah aku, kamu dan kalian 

Berada di tempat yang sama, waktu yang sama, dan tentu saja akhirnya cerita kita sama bukan?

Hanya saja kita tak pernah tahu. Kebersamaan ini entah memunculkan apa di benak kita. Atau malah karena perjalanan ini tak pernah diketahui arahnya, tersesatlah kita. Dan karena saking jauhnya lagi, tak kita temukan jalan tuk keluar. Keluar dari ruang ternyaman yang kau dan aku punya. 


  

Yang selalu berbeda di wadah yang sama



   Hmm, tampaknya nafas lega tak selalu bisa aku rasakan. Sebentar-sebentar dia berubah menjadi sesak walau tak sesesak mereka yang nyata menderita sesak nafas. Syukur, sesak itu selalu menemukan obatnya yang memang siapa lagi kalau bukan aku sendiri yang mengikhtiarkan. 

   Zona aman yang sedang berpihak padaku tiba-tiba saja berubah menjadi unsecured. Dan itu terjadi dengan mudahnya. Jika ketentraman hidup didapat dengan usaha yang memang sudah pasti diketahui rumusnya. Kecemasan dan ketidaknyamanan hati justru datang dengan mudahnya. Keduanya dengan pasti dan rutin menghampiri bagai matahari yang tak pernah absen menjenguk bumi. 

   Lihat saja, hari ini aku terpikirkan akan esok. Esok yang biasanya agak bisa kupastikan akan menyenangkan. Sudah kutaruh hati di hari itu. Pasalnya, sedikit keceriaan akan berpihak padaku. Tapi tidak untuk hari esok dan hari yang sama di berikutnya. Allah telah merubah sedikit skenario untukku.

   Sebenarnya bisa kuterka alur cerita besok #ups. Meskipun aku tahu manusia tak kuasa dan tak boleh menentukan apalagi memastikan ceritanya sendiri. Esok tetaplah menjadi misteriku. Entah bagaimana keadaan hatiku esok. 

Berharap

   Ya, tak akan pernah menghentikan rengekanku padaNya. Akan kuminta agar diselipkanNya tawa. Atau paling tidak bisa kuhilangkan yang selain tawa itu.

Yang pasti, aku harus menyiapkan hati… :)


Penantian Keindahan

   Bagai sebuah vas bunga yang masih tersisa dan terjajakan. Dan seseorang memantapkan untuk memiliki vas itu lewat duit 7.500 rupiah. Padahal yang sebenarnya hargaku 10.000. Demi apa aku kau ambil? Entahlah aku hanya pasrah menerima.

   Aku kecewa, karena seharusnya kau mengajak pacarku. Lihatlah, aku jelek tanpanya, aku buruk dan kujamin aku tak lebih dari barang tak berharga jika kau letakkan di sembarang tempat.

   Dan benar saja, kau lupakan pacarku itu. Tahukah kau pembeli? Aku sudah lama menantikan saat-saat berdua bersama pacarku. Menantikan saat yang halal ketika kita berdua telah resmi dibayar dengan rupiah dan pemilik asalku ikhlas menerima. Ah sudahlah, mungkin si jelita cantik yang telah lama aku incar bukanlah jodohku.

   Hey, hendak kau kemanakan aku? Aku tahu, sejak aku hanyalah sebongkah kayu hingga kini aku gagah tegap berdiri menantikan pelengkap hidupku itu adalah sebuah penerimaan. Tetapi diamku ini tetaplah memohon agar suatu saat nanti impianku bersanding dengan jodohku akan terwujud.



   Ternyata kau bawa aku kemari. Kau temukan aku dengan dia yang meski tak secantik pujaanku dulu, namun dia sangat cocok mendampingiku. Kaulah jodoh yang Tuhan kirim  untuk mengisi kekosonganku... :)



Sebelum Berbelanja :)

Hai ladies,
Oiya, sekedar bercerita tentang kesibukan seorang wanita di era 2013an ini. Sebenarnya sih gak jauh beda dengan perempuan masa dulu, hanya saja sekarang kebutuhan kita (baca: wanita) lebih kompleks. Dan produk-produk kewanitaan pun sekarang, ih woow semakin bervariasi. Mulai dari fashion, kosmetik, sampai pasangan.. #eeeh

Alhamdulillah, saya bukan tipe perempuan yang selalu mengikuti setiap perkembangan mode. Malah cuma sekedar tahu dan menjadi good audience aja, hehe. Kalau bicara tren yang lagi happening, pasti gak jauh-jauh sama yang namanya shopping. Lha apalagi kita, kaum hawa yang memang tak terpisahkan dengan aktifitas ini.

Lalu, apakah cara belanja saat ini mengalami perubahan seperti barang yang diperjual belikan? Aku jawab iya. Karena seperti yang kita tahu sekarang ini belanja on-line telah marak terjadi di sekitar kita. Apa-apa lewat internet. Yang belum ada adalah belanja sayur lewat internet, hoho. Jangan ah, nanti kampung saya jadi aneh kalau pagi-pagi sepi tanpa tukang sayur. 

Disaat yang lain telah lihai bertansaksi barang lewat internet, sampai sekarang malah aku belum pernah sekalipun mencoba. Tahu kenapa? gak puas aja sih rasanya, soalnya gak bisa berjumpa langsung dengan barang incaran. Kan kalau tiba-tiba gak cocok barangnya gak bisa dituker, terus kadang juga antara gambar sama aslinya gak sama. Yasudahlah itu kan urusan pribadi masing-masing.

Sampai sekarang sih aku belanjanya masih cara manual di pusat perbelanjaan terdekat. Selain hemat, ada banyak keuntungan yang bisa didapat. Gambar-gambar berikut adalah yang biasanya dilakukan saat belanja di pasar.












Gambar di atas dan di samping ini menunjukkan betapa beragamnya jenis barang yang ditawarkan. Rasanya akan lebih sreg kalau bisa milih satu dari yang begitu banyak itu. Hehe










Preface aja, boleh dong..

Hallo readers!!!

Sambil menghela nafas, dan yeah. I'm back!
Tiba-tiba shock aja waktu liat keadaan rumah yang sekian lama tidak terjamah oleh penghuninya. Belum ada dua bulan sih, tapi kenapa separah ini?

Memang sengaja tak kututup pintu depan, kubiarkan dia terbuka supaya orang-orang tidak sungkan untuk berkunjung. Berkunjung? Ya, berkunjung karena rumah ini memang disediakan bagi siapa saja yang memang membutuhkan keberadaannya.

Alhamdulillah, lumayan bermanfaat kog. Ternyata buku tamu sudah terisi. Walau gak banyak, tapi kehadiran mereka adalah motivasi saya untuk terus merenovasi dan melengkapi tempat ini. sebelumnya, mohon maaf sehubungan keterlambatan saya meng update para pengunjung. Hehehe… ( nah loooh, apaan yaa ini )

Sekedar Preface




(Bukan) Sekedar Mengingat


Hanya sekelumit percakapan seorang Ibu dengan anak perempuan kecilnya.


“ Bu, dapatkah kau ceritakan padaku seperti apa sosok Ayah itu?”

“ Baiklah, Ibu akan ceritakan. Dengarkan baik-baik” Sang Ibu mulai terdiam sejenak dan memandang kosong kearah langit.

“Cepat bu, aku tidak sabar igin mendengarnya” pinta si anak memaksa.

“Ayahmu adalah pria yang tampan dimata ibu, …. “ Dan si ibu menjelaskan dengan detail bagaimana rupa ayah lengkap dengan sifat dan karakternya.

“Mengapa ibu bisa sehafal itu mengingat ayah? Padahal sudah lama sekali Ayah pergi meninggalkan kita.”

“Kau tahu nak, Allah menciptakan otak kepada semua makhlukNya. Khususnya manusia, Allah melebihkan fungsinya. Dari otak kita bisa berfikir, dan mengingat banyak hal.”

“Bukankah manusia juga bisa lupa?”

“Oh, bisa sekali. Lupa juga merupakan salah satu tugas dari otak kita.”
Sambil mengrenyitkan dahi si anak semakin penasaran.

Lebih Pilih Akhir Bulan


      Jika sebagian orang memilih untuk menyukai tanggal di awal-awal bulan, berbeda dengan aku. Aku lebih memilih menantikan hari-hari di akhir bulan. Mungkin alasan mereka yang bergembira di awal bulan karena uang-uang kita masih terkumpul banyak. Memang benar sih, mood kita sedikit dipengaruhi oleh keadaan isi dompet. Tapi bukan berarti materi adalah segalanya kan?

      Entah kenapa aku malah membenci tanggal-tanggal kecil. Karena, aku harus berusaha sehemat mungkin untuk mempertahankan isi dompet hingga akhir bulan. Jangan heran kalau aku malah lebih pelit sehabis menerima tunjangan. Hehe...  Aku hanya tidak ingin menderita di akhir bulan karena uang telah teralokasikan ke dalam hal-hal yang tidak penting.


    
  

Sunny Day (✿◠‿◠)


   Pagi ini nampaknya bukan pagi yang spesial. Si cantik yang biasanya pamer akan keindahan warna kuning yang berkilau tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Malah pasukan air yang meluncur dari ketinggian beribu-ribu kilometer itu yang datang seolah mengetuk ngetuk  rumah. Ditambah lagi hawa dingin yang merengkuh tubuh Sunny semakin membuatnya enggan memindahkan kaki ke lantai untuk mengawali hari.

   Layaknya gadis-gadis muda belia di sinetron, ketika pertama kali tersadar dari tidur langsung saja tangannya meraba-raba seisi ranjang tidur. Entah apa yang ada dipikirannya saat itu. Padahal belum sepenuhnya ia bangun, agaknya mata sipit itu masih ingin dirapatkan. Tapi tidak, hari ini adalah saat pertama Sunny menjadi siswa besar.

   “Haaa, ini dia..” katanya dengan nada malas. Rupanya ia mencari handphone yang baginya adalah belahan jiwanya. Bagaimana tidak, hampir tiap menit Sunny mengelus benda mini ajaib itu. Meskipun itu bukan touch screen, terus saja ia mengusap handphonenya. Berkali-kali menekan tombol yang semakin kabur huruf dan angkanya itu. Haha, aneh sekali.


Hopefully Yummy (ˆڡˆ)

   Ten minute. What I am going to write in this page, nothing thought in my mind.
so? What should I write in ten minute...

   Hmm, yeah. just tell a little about my self. Are you ready to know? It seems this scratching will contain about questions. You know why, because only you who can answer this questions.

   Can you cook? or maybe your hobby is cooking. this question goes to you all. Ladies and gentlemen, coz now both of that gender is equal in this problem. Are you with me? hehe..

   And now, my main question is "How person is said to be someone who can cook?". Is he/she who can make some foods no matter the kind and the difficulty level. Or he/she who can cook all kind of food from the easy one to the most complicated food.

   Sometimes, people asked me about that. If I answer "I can cook" but they need a proof, and ask me to cook something or at least ask the procedure that I don't know. How embarrassing I am. But hey, if I say "I can't cook". In fact I can make some simple foods. What an unimportant matter to be thought. Heee

   Anyway, ignore my question above except if suddenly that statement makes you thinking :D. As a lady who grow to an adult people and having family (aamiin, insyalllah). I have been learning to be a good wife, and good mother. One of my duty is cooking, of course. Hopefully I can give a happiness to people around me by cooking. Even, not in always...

   One of my food  creation which the picture is available..

 "THIS IS IT, .'"=))"'' <♥ > WAKAKA=D :D =)) o◦°˚.. 0^^0 "


Cukup Tahu Saja, OK!



   Unek-unek. Apa itu? Hmm, kata yang sering aku dengar di talk show  TV. Dan setelah tahu istilah itu, malah jadi unek-unek yang mengganjal di hati dan fikiran. Lha, itu ngerti unek-unek. Tapi, ngertinya tanpa dicari dulu di KBBI atau apalah yang ngasih tau maksut kata itu. Soalnya, dari bentuk kata dan saat kita melafalkan aja udah terasa banget. (Rasanya mengganjal)

   Nah ini nih, arti dari istilah unek-unek itu sendiri menurut artikata.com

   Definisi 'unek-unek': perasaan yg terpendam (tt kekecewaan, kesedihan, dsb)

   Jadi menurutku saat ini aku sedang mempunyai unek-unek. Lalu apa yang harus aku lakukan? Soalnya unek-unek telah mengganggu sistem pernafasanku (walah lebay). Bukan si, cuman ga enak dirasain aja di dadaku. Eh kok bisa ya? Padahal kan ga ada benda apa-apa di dalem sini (nunjuk tulang iga). Itu kan indikasi dari adanya problem yang terjadi padaku, terus kenapa bisa sampai begini? (haduh, tanya mulu yang jawab siapa ni).

   Ternyata, aku sedang dirundung duka. Meski sebenarnya bukan duka yang teramat perih. Hanya masalah kecil yang harus aku lalui. Sebenarnya aku tahu gimana cara ngilangin unek-unek ini. yaitu dengan berbagi unek-unek. Lho kok?

Pernahkah Kita?


   Hanya menebak-nebak, gejala apa yang akan atau mungkin telah hadir dalam hati. Ketika itu kamu dan aku bertemu, bahkan yang hanya sekedar berpapasan. Kau melewatiku begitu saja, tanpa sapa tanpa pandang. Pernahkah kita?

   Lalu adakah sinyal itu? Yang hanya Tuhan kita, menginginkan kita saat itu untuk berdekatan. Seakan ingin memberi tahu pada kita “Itulah ‘dia’”. Yang saat ini masih Aku sembunyikan darimu. Biar saja kau mencari, yang sebenarnya dalam pencarianmu itu kau sedang mencari dirimu sendiri.

   Duhai cerminku, sudah jelaskah bayanganku saat ini? masihkah perlu aku menggosokmu hingga bayanganku begitu jelas dan nyata?
Suatu saat nanti, saat kudapati bayanganku itu. Aku tersenyum, dan kaupun terseyum. Dan saat kuulurkan tanganku, kuharap kaupun akan menyambutku. Aku sangat berharap akan hal itu.

“Hii, welcome to the future” ♥ ♥ ♥  ( ´ )з ε( ` )  ♥ ♥ ♥ 

'say no to mouse'



Sedang teringat perkataan ibu beberapa hari yang lalu. Kalo ga salah begini ni “ Gusti Allah iku nyiptakke kewan macem-macem bentuk lan rupane. Kabeh iku mesti ana gunane” (Tuhan menciptakan berbagai jenis hewan dengan bentuk dan rupanya. Semua itu pasti ada gunanya). Ya begitulah katanya setelah melihat tayangan di TV. Hmm, memang sih, tapi aku masih sedikit menyangkal.

Seakan mendapat jawaban, dan pelurusan dari pernyataan itu. Melalui kejadian sepele, tapi nggak juga sih. Seperti halnya ulangan umum, tahu gak? gimana cara dapetin jawaban dari ulangan sekolah. Belajar kan pasti? Dan aktifitas belajar bagiku waktu aku masih sekolah dulu, dan sampe sekarangpun  bukanlah hal yang gampang. Pasti ada aja godaannya. Hehe, kyaknya emang dasar males aja ini.

Terus apa hubungannya sama perkataan ibu hayo?? Nah, jadi begini nih. Tadi itu aku habis melakukan hal berat dan penuh kerja keras (bagiku sih). Hmm, aku terkejut saat memergoki sekawanan bulet-bulet eh hampir lonjong sih yang bertaburan di dalam rak yang aku tempati tas. Wuss, langsung aja aroma khas sisa ekskresi terhembus dan menyusup masuk ke lubang pernafasanku (huuueks).

Haha, kerjaanku bakal nambah nih rupanya. Haduh, kurang ajar sekali tikus ini buang kotoran di sembarang tempat. Gakpapa lah kalo diguyur ato paling gak ditutup pake pasir (heee, stress). Yaudah dengan berberat hati aku ngebersihin barang imut-imut itu. Rasanya pengen tak jewer dan tak banting sampai mati tuh tikus.

Oh jadi sekarang aku tahu, kenapa tas batikku kemarin baunya aneh banget. Kena pipis ato ee’nya mungkin. #pfftt..  Terus juga, tisuku ikut-ikutan terkontaminasi bau aneh itu. Bayangin deh, kalo temen aku yang minta, pasti malu banget. Mana ada tisu ‘no perfume yes odor’ . Hah, yaudah lah, mari lanjuut.

Seakan mendapat jawaban dari pernyataan ibu, makhluk jelek tengil, hitam dan bau itu juga bermanfaat ya. Setelah kupikir-pikir ternyata tikus-tikus itu gak bakal ee’ di rak tas kalo aku rajin ngebersihinnya. Tapi ya berhubung itu jarang terjamah, apa boleh buat, jadi deh toilet umum. Hedeeh, secara gak langsung itu si tikus ngajak aku untuk selalu menjaga kebersihan. OK, kuus terimakasih udah ingetin aku. Misi kamu berhasil kali ini. Tapi sayang tetep aja aku gak suka sama kamu, hiii..  

Nggak lucu yaa...


   Malam terakhir di bulan libur semester. Terus? Gak papa sih Cuma pertanda aja biar nanti ketika aku (sempet) baca lagi jadi inget. Ooh ini kutulis pas mau masuk kuliah. lho aku sudah hampir dua bulan liburan ternyata, dan besok jumpa kawan-kawan lagi deh. Asiiikk,,, Baaaa sebenernya mau cerita apaan siih??? ('o') 

   Seharusnya sekarang aku sudah keenakan di atas kasur, mendiamkan raga dan menunggu bunga-bunga tidur yang entah ceritanya apa. Yang pasti aku tak mau tahu dan membahasnya ketika aku bangun tidur nanti. Ini bukan tentang mimpi, tapi masa depan.. #nglindur ngantuk..

   Oiya, tumben gak dingin ni malem. Tahu kenapa? Soalnya emang lagi gak hujan, dan ditambah lagi aku belum ….tiiiiiit…. (sensor). Wkwkwkw malu-maluin. Eh tapi keinget tadi pas lagi kumpul-kumpul kata budhe sama ibuk ni hujannya emang udah agak berkurang intensitasnya, tau kenapa? Mereka bilang si cap go mehnya udah selesai. Ah apaan itu ya? Setahuku si cap go meh itu sebangsa lontong opor ditaburi bubuk kedelai. (ˆڡˆ)  (btw, itu tulisan dan lain-lainnya bener kagak ya? Mohon ditindaklanjuti)

   Kenapa saya tidak segera tidur? Dikarenakan di dalam kamar sekarang kondisinya lagi dingin banget. Bukan kipas angin, apalagi AC (air conditioner) penyebabnya. Tapi tahu kenapa? Hehe, dikarenakan air hujan yang begitu solid kerja timnya. Sampai-sampai kaya om jin aja yang bisa nembus tembok tebel kamar ibuk. (_)‎​‎​  

   It’s ok ya, kalo si air gak pake ikut-ikutan mapan di kasur. Eh masih aja aku dibikin was-was sama air terjun yang emang sih gak banyak jumlahnya tiba-tiba ngagetin orang dengan pembawaannya yang sok cool. (tapi emang dingin si luu). Hey aku kebocoran niih, masak acara sleeping beauty harus disandingi sama seonggok kain perca (baca: gombal) pemirsa. HELLO…

   Ah sudahlah, ini semua tidak lucu tapi menyiksa. Pak Min*, datanglah. Kau adalah pahlawan tatkala rumah ini tak lagi diterjang air yang tak pernah diharapkan kedatangannya. Maaf ya air, tapi kali ini kalian benar-benar membuat kami sedih dan kecewa.

(*Pak Min adalah tukang hebat yang biasanya benerin rumah kalo lagi ada masalah.)

Jangan (takut) memberi




   Memberi dan diberi adalah suatu kepastian yang terjadi dalam hidup. Sebagai manusia biasa, yang tak bisa hidup tanpa orang lain atau dengan kata lain makhluk sosial transaksi ini sering sekali terjadi. Jika tidak diberi maka kita memberi. Ya, tak mungkin kita akan selalu memberi dan tak pernah menerima apapun dari orang lain.

   Tetapi dalam kenyataanya orang yang bermateri lebih banyak akan selalu berpeluang memberi. Karena memang hidup ini saling melengkapi. Bayangkan jika semua orang memberi, maka siapa yang akan menerima pemberian itu? Hehehe (ngarang tapi masuk akal)

   Terkadang meskipun kita merasa bukanlah orang yang pantas untuk memberi sesuatu, tetapi hasrat untuk menyenangkan seseorang itu ada terus bagaimana? Nah ini adalah beberapa pemikiran bodoh yang muncul ketika kita hendak memeberi sesuatu pada seseorang yang sebenarnya dia bisa kog beli sendiri .. ( kesannya kog merendah.. :I  )

# Kira-kira dia bakal suka gak ya..
# Ah, dia kan udah punya banyak yang kaya gini
# Ini kog ga sebanding sama brand yang dia punya
# Paling-paling juga gak dipake
# Duh, kalo dibuang sayang kan uang dan tenaga yang udah dikeluarin
# (Apalagi kalo sampe bawa-bawa orang lain,) Paling ntar kakaknya (atau siapa) juga bisa beliin.

   Nah lo, kalo udah kaya gini pasti niat baik kita akan mandeg. Setelah mengalami dua puluh tahun proses hidup, sepertinya saya telah mendapatkan sebuah ilmu memberi. Tentu saja jika anda mengalami hal-hal tersebut diatas.

   Gak ada salahnya berpikir dulu sebelum memberi, tetapi jangan sampai kebeblasan. Pikirkan dulu apakah pemberian kita itu layak diberikan. Lalu setelah itu sebaiknya lupakan poin-poin diatas, karena itu hanya akan menghambat pahala. Langsung saja, urusan dia mau berkomentar apa-apa that is what’s next and not your field.  Yang terpenting adalah niat baik kita menyenangkan orang lain. So, tunggu apa lagi?

Let’s spread the happiness guys!” (っ ̄³ ̄)っ ~♡



You are here for me


 Permata Hati yang Tersisa


Seperti biasanya, hari ini Rini berangkat mengajar anak-anak TPQ di surau desa tempat dirinya tinggal. Bersama sepeda jengki berwarna hitam, begitu kencang dia mengayuh.  Jadwal hari minggu adalah ba’dal maghrib dan itu tandanya perjalanan harus berteman gelap. Dipandangannya tampak tikungan gang terakhir yang diingatnya lewat tanaman melati yang merambat di dinding.
Bau semerbak melati telah menyentuh indera penciuman, tak salah lagi dia akan segera sampai. Tak lupa Rini membunyikan bel sepeda sebelum membelokkan sepedanya.

“Kriing-kriing-kriing-kriing”

Bunyi sepeda terdengar cukup keras hingga mengagetkan seorang wanita paruh baya yang berjalan bersama gadis kecil di sisi kirinya. Ibu berkerudung coklat itupun menoleh kearah pemilik bunyi bel sepeda.

“Bu guru, “ ungkapnya lirih.

Rini hanya mendengar, tak langsung berbalik sapa karena memang si Ibu tak menyapa. Maklum, Rini baru beberapa minggu mengajar dan belum begitu akrab  dengan murid-muridnya. Lalu dipinggirkannya gadis kecil murid TPQ Rini itu. Sebagai gadis jawa yang mengerti tata krama tak lantas ia sekedar melewati mereka.

“Monggo bug, saya duluan nggih” sapanya. Dan tak lama dia sampai di langgar tempatnya mengajar mengaji. Lagi-lagi surau masih tampak sepi, dan parahnya lagi pintu masih tertutup rapat.
Masih ada waktu dua puluh menit dan Rini memutuskan untuk duduk di beranda sambil menunggu anak-anak datang.
“Salim sama bu guru,” suara ibu murid Rini yang tadi bertemu di jalan terdengar samar namun jelas maksudnya. Ida adalah murid Rina yang paling rajin dan pintar. Dia selalu datang pertama kali sebelum teman-temannya. Ibu Ida Nampak sangat menyayangi anak perempuannya itu. Terbukti dengan tak pernah sekalipun ibunya absen mengantar mengaji.

Pernah suatu hari Rini mendengar percakapan antara dua Ibu-ibu yang salah satu diantaranya adalah Ibu si Ida.
“Putranipun pinten bu? “ (anaknya berapa?) Tanya ibu dari salah satu murid kepada Ibu Ida.
“Riyen sekawan, kantun kaleh. Lha niki ingkang ragil kaliyan mbake” (dulu empat, tinggal dua. Lha ini yang paling kecil dan kakak perempuannya) sambil menjawab Ibu Ida nampak murung dan sedikit berberat hati bercerita.


That was a Food Vendor


:: Putu Bumbung
 
   In the middle of rain, in the day where I am going to enjoy my rest. Thank you because now You give me the chance AGAIN to gather with them. People who always there beside me whatever I am..

   Allah, it seems You still want this evening is wet. My lovely city is covered by water. Hmm, so cold now but it is OK, if I’m with you… over at 08.00 pm, yeah my mom and I already lie on my bed. But I still want to do something before sleeping, while my mom directly closed her eyes and Zzz….

   When I was playing my computer, suddenly I heard a sound. It mixed with the sound of computer fan, at that time I was thinking that my computer got a serious trouble. It will happen if the computer is used in a long time. It will be hot and produce a sound. OMG, and the sound was getting louder. But wait, I know that sound. It likes sound of food vendor. I was so nervous, what should I do then? But, the sound was so familiar for me.

   The day was still rainy hard and the street was so quiet. Moreover the melody of frog ‘orchestra’ made this night signed that nobody wants to go outside from their home. Hey, back to the strange sound that bothered me. Actually I was right that it is a food vendor, yeah 'putu bumbung'.  Straightly I wish,

 “Please, protect the vendor and hopefully he can go home by bringing much money for his children”

   In the rainy night day with a storm, luckily if Allah place us in our home that we will be safety. We can gather with our family and enjoy the day. But look outside, some people feel cold and hungry..  

                                                                                                22:15 (midnight)




Like a Butterfly


Seperti Kupu-Kupu


 
Bagai telur yang berubah menjadi ulat

Ulat yang menjelma menjadi sebuah kepompong

Lalu dalam waktu yang cukup lama kepompong bersarang, lahirlah kupu-kupu

Keindahan yang datang bukan secara tiba-tiba, namun berproses dalam tiap fase hidupnya

Mengagumi salah satu makhluk ciptaanMu yang begitu cantik dan selalu menghadirkan keindahan bagi setiap manusia yang memandangnya. Terbang kesana kemari tanpa pernah mengganggu siapapun. Bahkan bunga yang madunya dihisap olehnyapun berterimakasih, karena membantunya hidup lebih baik.

Kupu-kupu cantik, jarang sekali aku menjumpaimu saat ini. Aku tahu untuk menjadi sepertimu itu tak mudah. Bukan magic yang dengan cepat menghadirkanmu ke bumi ini. Tapi tangan Allah lah yang menguatkanmu bertahan.

Bertahan dari sebutir telur yang diletakkan indukmu di pucuk dedaunan, dalam kepasrahan kau bertahan hingga Allah merubahmu menjadi larva. Kaupun tak tahu wujud apa yang akan kau jalani, entah ulat lucu yang bersahabat atau ulat berbulu yang manusia tak suka karena racun yang kau bawa.

Tak lama kaupun harus segera dipaksa untuk berfase dalam suatu keprihatinan. Wujudmu akan berubah menjadi kepompong yang bergelantung di ranting dan dedaunan. Terdiam dalam rejutan benang yang kau buat sendiri, rapuh dan terlihat tenang. Tetapi sebenarnya saat itu kau sedang berproses menuju sosok dirimu yang dinanti-nantikan.

Aku Tetap 'Berjalan'

 “ Maaf, sementara ini kamu tak bisa menitipkan kue-kue di 
  koperasi siswa lagi karena telah ada yang mengisi dengan  
  makanan yang lain. Saya akan menghubungi kamu lagi jika ada
  tempat kosong. Dan jika ada waktu mampirlah untuk mengambil 
  uang penjualan kue kemarin”

     Baru saja kubuka sms dari bu Asih, penjaga koperasi siswa SD Harapan. Nafasku seakan sesak ketika membaca rangkaian kalimat yang singkatnya bermaksud aku tak bisa lagi menitipkan kue buatan ibu. Anita, temanku yang memberitahu sms itu karena memang aku tak punya HP. Alhamdulillah dia berbaik hati untuk memberikan nomernya pada bu Asih.

“Mulai besok, aku tak bisa menitipkan kue lagi. Apa kata ibu nanti ya?” dengan terbata-bata kuceritakan hal ini pada Nita. Sebenarnya hatiku bergemuruh menahan sesak dan hampir saja air mataku jatuh. Tapi tidak, aku tak boleh lemah dihadapan temanku. Aku ingat kata ibu, hanya Allah yang bisa mengasihaniku.

“Bagaimana bisa begitu, bukankah sudah tiga minggu kau menitipkan kue dan selalu habis terjual? Aku yakin kue buatan ibumu itu enak dan banyak anak-anak menyukainya “  Anita temanku yang baik hati ini seakan tidak terima dan memandangku heran mengapa ini terjadi.

     Selang beberapa menit tampak sepeda motor  berwarna biru muda berhenti di depan sekolah kami. Seorang wanita membuka penutup helmnya dan tersenyum.

“ Itu mamaku, aku pulang dulu ya Nun, besok ketemu lagi ya . Daa daa”

     Aku hanya tersenyum melihatnya berlari, dan tak lama diapun hilang bersama Ibunya yang ramah dan ayu itu. Kembali lagi aku memikirkan kue Ibu, nampaknya Nita dan mamanya cukup mengalihkan pikiranku kedunianya yang begitu bahagia. Ibu, bagaimana nasib kue-kue Ibu nanti. Yang lebih penting lagi uang komisi kue yang aku titipkan ini sudah kujatah untuk menabung. Sedikit demi sedikit kukumpulkan untuk membayar jam tambahan kelas karena aku sekarang kelas enam SD.

   

up