Hmm, tampaknya nafas lega tak selalu bisa aku rasakan.
Sebentar-sebentar dia berubah menjadi sesak walau tak sesesak mereka yang nyata
menderita sesak nafas. Syukur, sesak itu selalu menemukan obatnya yang memang
siapa lagi kalau bukan aku sendiri yang mengikhtiarkan.
Zona aman yang sedang berpihak padaku tiba-tiba saja berubah
menjadi unsecured. Dan itu terjadi
dengan mudahnya. Jika ketentraman hidup didapat dengan usaha yang memang sudah
pasti diketahui rumusnya. Kecemasan dan ketidaknyamanan hati justru datang
dengan mudahnya. Keduanya dengan pasti dan rutin menghampiri bagai matahari yang
tak pernah absen menjenguk bumi.
Lihat saja, hari ini aku terpikirkan akan esok. Esok yang
biasanya agak bisa kupastikan akan menyenangkan. Sudah kutaruh hati di hari
itu. Pasalnya, sedikit keceriaan akan berpihak padaku. Tapi tidak untuk hari
esok dan hari yang sama di berikutnya. Allah telah merubah sedikit skenario
untukku.
Sebenarnya bisa kuterka alur cerita besok #ups. Meskipun aku
tahu manusia tak kuasa dan tak boleh menentukan apalagi memastikan ceritanya
sendiri. Esok tetaplah menjadi misteriku. Entah bagaimana keadaan hatiku esok.
Berharap
Ya, tak akan pernah menghentikan rengekanku padaNya. Akan kuminta agar diselipkanNya tawa. Atau paling tidak bisa kuhilangkan yang selain tawa itu.
Yang pasti, aku harus menyiapkan hati… :)
0 komentar:
Posting Komentar