Bagai sebuah
vas bunga yang masih tersisa dan terjajakan. Dan seseorang memantapkan untuk
memiliki vas itu lewat duit 7.500 rupiah. Padahal yang sebenarnya hargaku
10.000. Demi apa aku kau ambil? Entahlah aku hanya pasrah menerima.
Aku kecewa,
karena seharusnya kau mengajak pacarku. Lihatlah, aku jelek tanpanya, aku buruk
dan kujamin aku tak lebih dari barang tak berharga jika kau letakkan di
sembarang tempat.
Dan benar
saja, kau lupakan pacarku itu. Tahukah kau pembeli? Aku sudah lama menantikan
saat-saat berdua bersama pacarku. Menantikan saat yang halal ketika kita berdua
telah resmi dibayar dengan rupiah dan pemilik asalku ikhlas menerima. Ah sudahlah,
mungkin si jelita cantik yang telah lama aku incar bukanlah jodohku.
Hey, hendak
kau kemanakan aku? Aku tahu, sejak aku hanyalah sebongkah kayu hingga kini aku
gagah tegap berdiri menantikan pelengkap hidupku itu adalah sebuah penerimaan. Tetapi
diamku ini tetaplah memohon agar suatu saat nanti impianku bersanding dengan
jodohku akan terwujud.
Ternyata kau
bawa aku kemari. Kau temukan aku dengan dia yang meski tak secantik pujaanku
dulu, namun dia sangat cocok mendampingiku. Kaulah jodoh yang Tuhan kirim untuk mengisi kekosonganku... :)
0 komentar:
Posting Komentar