Sedikit Tentang Rokok
Merokok adalah salah satu kegiatan yang sering dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Seiring perkembangan zaman, rokok semakin dilengkapi dengan berbagai macam bahan yang mungkin lebih mementingkan kenikmatan dan mengesampingkan fungsi rokok itu sendiri.
Pada zaman dahulu, rokok adalah salah satu obat tradisional yang digunakan oleh masyarakat di pedesaan. Rokok semakin populer, dan beralih fungsi hingga menjadi seperti yang sering kita jumpai saat ini. Orang-orang pedesaan, memanfaatkan rokok sebagai obat asma. Rokok semakin berkembang pesat, khususnya di kota Kudus, Jawa Tengah. Oleh karenanya, kudus dikenal dengan julukan Kota Kretek.
Tahukah kalian tentang asal usul kata “kretek” itu? Kata kretek sendiri berasal dari bunyi yang dihasilkan oleh suara hisapan rokok. Konon. Rokok ditemukan oleh penduduk desa di kota Kudus yang bernama Jamhari sebagai obat hisap yang terbuat dari cengkeh dan tembakau. Pembungkus rokok berasal dari kulit jagung yang dikeringkan. Karena sangat diminati penduduk, lambat laun rokok semakin dikembangkan dan mungkin fungsi asli rokok sebagai penyembuh mulai hilang.
Kini rokok bukan sebagai obat tradisional lagi, melainkan sebagai salah satu penyebab rusaknya organ tubuh seperti paru-paru dan jantung. Kandungan kimiawi rokok juga ada yang bersifat karsinogen. Bukan hanya bagi perokok, dampak yang ditimbulkan juga berimbas bagi perokok pasif. Asap yang diembuskan para perokok , akan lebih berbahaya bagi perokok pasif, karena kandungan racun akan meningkat dan dapat bertahan beberapa jam lamanya dalam ruangan saat rokok padam.
Itulah sedikit gambaran tentang perkembangan rokok dari fungsi asli rokok hingga berbagai dampak dari rokok.
Sekian, dan terimakasih...
Tulisan ini merupakan tugas dari tempat dimana saya berlatih membuat tulisan untuk pertama kali. Sebelum menulis, saya dan teman-teman telah mengunjungi museum Kretek yang bertempat di Kudus. Jadilah tulisan ini sebagai hasil dari observasi dan wawancara kami. Tulisan ini sedikit saya revisi sebelum diposting..